Vero, Aplikasi Pesaing Facebook yang Lagi Hits

Platform media sosial yang kerap didominasi oleh orang-orang Silicon Valley mulai mendapatkan pesaing dari Timur Tengah. Yang saat ini masih berkuasa adalah Facebook, dan sekarang telah muncul aplikasi pesaing.

Aplikasi itu bernama Vero yang memiliki fitur untuk membagikan kegiatan penggunanya, seperti film, TV, musik, buku, lokasi kepada orang-orang yang dipilih pengguna.

Vero berasal dari Bahasa Esperanto yang berarti Kebenaran.

Dilansir dari Forbes pada Selasa (6/3/2018), Vero menjadi aplikasi sosial yang paling banyak di-download di App Store dan Google Play pada awal Maret 2018, termasuk di Amerika Serikat, Britania Raya, Spanyol, dan Prancis.

Mirip seperti fitur di Facebook, aplikasi ini mengandalkan Smart Connecting yang bisa memilih kepada siapa unggahan kita dapat dilihat, mulai dari teman dekat, teman, kenalan, dan pengikut.

Dilansir dari situs resmi Vero, mereka melakukan hal itu agar pengguna merasa lebih natural saat memakai platform mereka.

"Di dunia nyata, orang tidak pernah dihadirkan dengan sebuah audiens berjumlah besar. Kita membagikan hal-hal berbeda dengan orang-orang berbeda," tulis Vero di situsnya.

Perusahaan menganggap adanya kepalsuan hubungan saat memakai media sosial sehingga pengguna malah merasa lebih kesepian.

"Kebanyakan jejaring sosial menjadikan semua orang sebagai teman atau pengikut. Hal ini mendorong kita hanya untuk membagikan hal-hal dalam hidup kita yang kita pikir yang paling menarik," lanjutnya.

Dalam situsnya, Vero juga menyebut mereka tidak menggunakan algoritma. Hal tersebut adalah berita yang cukup menenangkan, sebab Instagram dan Facebook kerap memakai algoritma yang memusingkan kepala sehingga membuat pengguna kesulitan untuk melihat unggahan terbaru milik teman-temannya.

Aplikasi Vero didirikan oleh tiga orang, yaitu Ayman Hariri, Motaz Nabulsi, dan Scott Birnbaum, dan diluncurkan pada 2015.

Ayman Hariri adalah hartawan muda asal Lebanon, dan ia adalah putra dari Rafik Hariri, seorang Perdana Menteri Lebanon yang dibunuh pada pengeboman di Beirut pada 2005 silam.

Di samping aktif sebagai pengembang aplikasi, Hariri sempat menjabat sebagai petinggi dari Saudi Oger, sebuah perusahaan konstruksi yang bermarkas Arab Saudi. Namun, perusahaan tersebut sudah ditutup akibat adanya kesalahan manajemen dan dituding tidak memenuhi hak para pekerjanya.

Keterlibatan Hariri di Saudi Oger kembali mencuat belakangan ini. Hariri pun melalui situs resmi Vero telah memberikan klarifikasi bahwa ia sudah tidak terlibat di Saudi Oger.

Kakak dari Ayman Hariri adalah Saat Hariri yang sedang menjabat sebagai Perdana Menteri Lebanon.

Motaz Nabulsi adalah seorang pebisnis serta produser film keturunan Arab yang berkarya di Hollywood, sementara Scott Birnbaum adalah seorang pemodal ventura asal New York.

Media-media barat menyebutkan aplikasi Vero sebagai Anti-Facebook. Namun julukan tersebut bukanlah hinaan.

NYMag melihat keunggulan Vero yang seperti Facebook tapi tanpa iklan, mirip Instagram tapi tanpa algoritme, dan sedikit mirip Twitter tapi tidak ada para Nazi.

Vero sendiri baru populer belakangan ini, dan NYMag berspekulasi bahwa hal itu disebabkan orang-orang mulai kesal dengan algoritme Instagram.

Media Jerman, Welt, juga memuji Vero yang tidak memiliki iklan serta tidak adanya algoritme "relevansi" seperti yang ada di Facebook dan Instagram.

Senada dengan NYMag dan Welt, artikel di Yahoo juga memanggil Vero sebagai anti-Facebook. Yahoo membahas tentang pendaftaran di Vero, di mana meski tidak ada iklan tetapi pengguna harus membayar per tahun.

Sampai saat ini belum jelas berapa harga yang harus dibayar, tapi satu juta pengguna pertama bisa mendaftar di Vero tanpa dipungut biaya.

No comments

Powered by Blogger.