Kisah Tukang Sapu Berkaki Satu
Banyak orang mengeluh akan pekerjaan dan tuntutan hidup setiap harinya. Padahal sudah ditunjang dengan berbagai fasilitas yang ada. Seorang pria asal China bernama Shang Wuyi (46) justru merasakan hal sebaliknya.
Meski terlahir tuli dan bisu dengan satu kaki yang diamputasi, Shang tidak pernah kehilangan semangatnya untuk bekerja. Selama 12 tahun, Shang dengan tekun menjalani profesinya sebagai penyapu jalan. Bahkan dalam kurun waktu tersebut, Shang tidak pernah mengambil libur satu hari pun.
Shang mulai bekerja dari pukul 4 pagi setiap harinya. Tugasnya adalah menyapu empat jalan di Xi'an, sebuah ibu kota provinsi China. Hujan deras, panas terik, hingga salju lebat tidak pernah membuat dirinya berleha-leha. Shang tidak menjadikan kekurangannya sebagai alasan untuk tidak berkomitmen dengan pekerjaannya.
Dilansir dari laman Asia One, Jumat (26/1), Shang mengungkapkan bahwa dirinya suka bekerja karena dia lahir pada 1 Mei bertepatan dengan Hari Buruh Internasional.
Istri Shang, Wang Yaqin, mengatakan bahwa sang suami dan saudara perempuannya terlahir tuli. Kondisi tersebut merupakan warisan dari ibu mereka. Sementara itu, Shang kehilangan salah satu kakinya karena disambar kereta saat berusia tujuh tahun.
Keduanya telah menikah selama 21 tahun. Selama itu, keduanya menjadikan profesi penyapu jalan sebagai sumber kehidupan mereka. Jadi, betapapun sulitnya pekerjaan itu, mereka sangat bergantung pada pekerjaan itu.
Terkadang, saat Wang sakit dan terpaksa harus cuti, Shang pun menggantikan pekerjaan istrinya. Shang akan berangkat pukul 3 pagi untuk menyelesaikan pekerjaan dia dan istrinya sampai tuntas.
"Meskipun dia tidak bisa berbicara, saya tahu dia sangat menghargai pekerjaan itu. Dia tahu tubuhnya cacat, jadi dia harus bekerja lebih keras daripada yang lain untuk mempertahankan pekerjaannya," ungkap Wang.
Kisah Shang ini menarik perhatian dan menginspirasi orang-orang. Shang menunjukkan kepada dunia bahwa kecacatan bukanlah halangan bagi seseorang yang memiliki tekad dan cita-cita.
Cerita Shang ini sekaligus juga menepis stigma di masyarakat bahwa para penyandang cacat tidak bisa bekerja sebagaimana orang pada umumnya. Shang bisa membuktikan bahwa para penyandang cacat bisa diandalkan dan keberadaannya sama sekali tidak menganggu kehidupan orang lain.
Kegigihan Shang juga membuat para perekrut tak perlu berpikir ulang untuk memperkerjakan para penyandang cacat. Sebab, kondisi mereka tidak menghentikan mereka untuk berprestasi di tempat kerja.
Meski terlahir tuli dan bisu dengan satu kaki yang diamputasi, Shang tidak pernah kehilangan semangatnya untuk bekerja. Selama 12 tahun, Shang dengan tekun menjalani profesinya sebagai penyapu jalan. Bahkan dalam kurun waktu tersebut, Shang tidak pernah mengambil libur satu hari pun.
Shang mulai bekerja dari pukul 4 pagi setiap harinya. Tugasnya adalah menyapu empat jalan di Xi'an, sebuah ibu kota provinsi China. Hujan deras, panas terik, hingga salju lebat tidak pernah membuat dirinya berleha-leha. Shang tidak menjadikan kekurangannya sebagai alasan untuk tidak berkomitmen dengan pekerjaannya.
Dilansir dari laman Asia One, Jumat (26/1), Shang mengungkapkan bahwa dirinya suka bekerja karena dia lahir pada 1 Mei bertepatan dengan Hari Buruh Internasional.
Istri Shang, Wang Yaqin, mengatakan bahwa sang suami dan saudara perempuannya terlahir tuli. Kondisi tersebut merupakan warisan dari ibu mereka. Sementara itu, Shang kehilangan salah satu kakinya karena disambar kereta saat berusia tujuh tahun.
Keduanya telah menikah selama 21 tahun. Selama itu, keduanya menjadikan profesi penyapu jalan sebagai sumber kehidupan mereka. Jadi, betapapun sulitnya pekerjaan itu, mereka sangat bergantung pada pekerjaan itu.
Terkadang, saat Wang sakit dan terpaksa harus cuti, Shang pun menggantikan pekerjaan istrinya. Shang akan berangkat pukul 3 pagi untuk menyelesaikan pekerjaan dia dan istrinya sampai tuntas.
"Meskipun dia tidak bisa berbicara, saya tahu dia sangat menghargai pekerjaan itu. Dia tahu tubuhnya cacat, jadi dia harus bekerja lebih keras daripada yang lain untuk mempertahankan pekerjaannya," ungkap Wang.
Kisah Shang ini menarik perhatian dan menginspirasi orang-orang. Shang menunjukkan kepada dunia bahwa kecacatan bukanlah halangan bagi seseorang yang memiliki tekad dan cita-cita.
Cerita Shang ini sekaligus juga menepis stigma di masyarakat bahwa para penyandang cacat tidak bisa bekerja sebagaimana orang pada umumnya. Shang bisa membuktikan bahwa para penyandang cacat bisa diandalkan dan keberadaannya sama sekali tidak menganggu kehidupan orang lain.
Kegigihan Shang juga membuat para perekrut tak perlu berpikir ulang untuk memperkerjakan para penyandang cacat. Sebab, kondisi mereka tidak menghentikan mereka untuk berprestasi di tempat kerja.
No comments
Post a Comment