Girirejo, Syurganya Pecinta Keris
Kawasan Banyusemurup Desa Girirejo Kecamatan Imogiri Bantul berpuluh-puluh tahun kesohor ke seantero negeri sebagai penghasil keris kualitas terbaik. Seiring berjalannya waktu, kerajinan keris sekarang tidak hanya di Banyusemurup. Tetapi dusun - dusun disekitarnya juga tumbuh rumah penghasil beragam asesoris keris. Bahkan Pemerintah Desa Girirejo Imogiri dengan dukungan berbagai pihak sudah merancan Pasar Khusus Keris di Krandenan Girirejo.
Salah satu pengrajin asesoris keris, Suparman warga Tegalrejo Girirejo Imogiri, Kamis (11/1/2018) mengungkapkan, sekarang ini kerajinan dikawasan Girirejo terus berkembang. Sekarang tidak hanya, kerajinan keris dan warangka terus bermunculan di dusun-dusun di Girirejo.
“Yang kami syukuri kami masyarakat kawasan ini bisa makan dengan kerajinan keris dan asesorisnya,” ujar lelaki kelahiran 14 Juni 1965 itu. Suparman mengatakan, pada dekade tahun 1950 atau sebelumnya pusat kerajinan keris masih terpusat di Banyusemurup dan Payaman.
Tetapi berlahan masyarakat mulai melirik usaha kerajinan keris dan asesorisnya cukup menjajikan. Oleh karena itu hampir semua wilayah di Desa Girirejo Imogiri muncul sejumlah pelaku usaha kerajinan keris. Suparman mengungkapkan, untuk sekarang ini pesanan paling banyak datang dari Solo. Hampir setiap hari pengrajin keris di Girirejo mengirim pesanan ke Solo, mulai dari warangka jadi hingga setengah jadi.
“Mencari keris di kawasan ini harganya sangat beragam, mulai puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Kami bisa memberikan beragam harga bervareasi karena semua diproduksi masyarakat langsung,” ujar Suparman.
Bahkan untuk set warangka keris harus dibuat melalui 12 tahapan atau 12 orang yang mengerjakan. Oleh karena itu di kawasan Tegalrejo dan sekitarnya bisa dijumpai anake ragam asesoris keris. Bahkan Suparman dan warga lain di Tegalrejo Girirejo ikut memegang teguh filosofi pedagang asal Solo.
“Orang Solo itu punya filosofi, jika keris dan warangka sudah tidak laku, itu tanda kiamat akan terjadi,” ujar Suparman. Lelaki jangkung itu juga heran mengapa permintaan pasaran asesoris dan keris terus ada. Kondisi pasar keris dan warangka yang stabil membuat warga Girirejo semakin semangat. (KR)
Salah satu pengrajin asesoris keris, Suparman warga Tegalrejo Girirejo Imogiri, Kamis (11/1/2018) mengungkapkan, sekarang ini kerajinan dikawasan Girirejo terus berkembang. Sekarang tidak hanya, kerajinan keris dan warangka terus bermunculan di dusun-dusun di Girirejo.
“Yang kami syukuri kami masyarakat kawasan ini bisa makan dengan kerajinan keris dan asesorisnya,” ujar lelaki kelahiran 14 Juni 1965 itu. Suparman mengatakan, pada dekade tahun 1950 atau sebelumnya pusat kerajinan keris masih terpusat di Banyusemurup dan Payaman.
Tetapi berlahan masyarakat mulai melirik usaha kerajinan keris dan asesorisnya cukup menjajikan. Oleh karena itu hampir semua wilayah di Desa Girirejo Imogiri muncul sejumlah pelaku usaha kerajinan keris. Suparman mengungkapkan, untuk sekarang ini pesanan paling banyak datang dari Solo. Hampir setiap hari pengrajin keris di Girirejo mengirim pesanan ke Solo, mulai dari warangka jadi hingga setengah jadi.
“Mencari keris di kawasan ini harganya sangat beragam, mulai puluhan ribu hingga jutaan rupiah. Kami bisa memberikan beragam harga bervareasi karena semua diproduksi masyarakat langsung,” ujar Suparman.
Bahkan untuk set warangka keris harus dibuat melalui 12 tahapan atau 12 orang yang mengerjakan. Oleh karena itu di kawasan Tegalrejo dan sekitarnya bisa dijumpai anake ragam asesoris keris. Bahkan Suparman dan warga lain di Tegalrejo Girirejo ikut memegang teguh filosofi pedagang asal Solo.
“Orang Solo itu punya filosofi, jika keris dan warangka sudah tidak laku, itu tanda kiamat akan terjadi,” ujar Suparman. Lelaki jangkung itu juga heran mengapa permintaan pasaran asesoris dan keris terus ada. Kondisi pasar keris dan warangka yang stabil membuat warga Girirejo semakin semangat. (KR)
No comments
Post a Comment